Wednesday, April 18, 2018

Megatrend Abad 21: Wajah Baru Kehidupan Manusia (Bagian I)

http://forgacom.fr/pratiques-digitales-entreprises-a-peine/

Bila kita mengingat kembali ke masa ribuan tahun tempo doeloe, kembali ke permulaan sejarah, kita dapat membayangkan tampilan pemikiran untuk pertama kalinya. Setelah berabad-abad manusia tidak melakukan apa pun kecuali mengetuk-ngetuk perkakas dari batu serta menjaga api agar tidak padam untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam menjalani kehidupan, tampilah seseorang yang menyimpang dari kegiatan normal tersebut secara cukup lama hingga menimbulkan gagasan yang kemudian ia sampaikan kepada orang-orang lain dalam kelompok atau suku itu. Kita dapat menebak dengan tepat apakah gagasan tersebut: "Suku ini dalam keadaan krisis!" sejak saat itu segala sesuatunya berlangsung demikian. 

Manusia yang berpengetahuan memiliki suatu ketimpangan mapan dalam mengumumkan krisis, sebab hal ini menarik perhatian masyarakat dan memberikan pengesahan bagi manusia yang telah menyelam di lautan ilmu pengetahuan, yakni menemukan gagasan. Suatu pekerjaan yang tergantung pada subsidi serta kegunaan praktisnya sering meragukan pihak yang terpanggil untuk memberi subsidi. Ini perlu disebutkan disini karena semua pengumuman tentang keadaan krisis akan disambut dengan keraguan. kebanyakan orang menjalani kehidupan mereka dengan sedikit perhatian terhadap krisis-krisis yang didiagnosa oleh orang-orang yang berpengetahuan. oleh karena lebih terikat dengan krisis-krisis sepanjang hidup yang berkenaan dengan eksistensi pribadi, hawa nafsu, penyakit, kalaparan, miskin, menjadi tua dan sebagainya hingga melewatkan banyak waktunya untuk memikirkan penderitaan masyarakat yang lebih luas. Demikianlah, hal ini pernah terjadi di periode hari-hari terakhir Kerajaan Romawi, ketika kaum barbar menyerbu kewilayahnya dan satu persatu institusi di Kerajaan Romawi tenggelam ke bawah sadar dan manusia yang memiliki pengetahuan yang mengumumkan krisis mungkin direhabilitasi secara anumerta.

Karena itu bila kita berbicara mengenai krisis dunia saat ini, kita melakukan hal itu bukan dalam nada meramal, namun secara tentatif dan skeptis. Semisal, bila anda suka; secara hipotesa; meskipun demikian dan seterusnya. Era kemajuan technologi dan percepatan informasi yang hadir dan memberi nafas kehidupan bagi manusia saat ini bukanlah suatu misteri kelam. Ia merupakan pengentalan dari unsur-unsur politik, ekonomi, sosial, budaya, sosiologi dan antropologi yang kesemuanya dapat diperoleh oleh sejarawan dan ilmuan-ilmuan lainnya secara empiris. Seseorang bisa menilai dari sudut pandang dan cara pandangnya sendiri, memuji kehidupan saat ini sebagai perwujudan dari "kemajuan" atau meratapinya sebagai "kemunduran" peradaban.

Ilmu-ilmu empiris tidak dapat mengambil bagian dalam penilaian diatas. Mereka hanya dapat menelaah kondisi saat ini sebagai salah satu gejala sosiohistoris, mencoba memahami segi-segi menyoloknya dan akar-akar kausalnya serta mungkin (senantiasa dalam bentuk "jika-maka") meramalkan paling tidak sedikit kecenderungannya di masa yang akan datang. Dalam hal ini, cara yang paling memuaskan untuk memahami kondisi kehidupan sebagai perubahan kehidupan manusia yang diakibatkan oleh inovasi teknologi dalam abad-abad terakhir. Intinya, "mesin" adalah roh atau energi di abad-21 saat ini yang bermula dari revolusi teknologi yang terus berkembang dan berlangsung. Namun, akibat yang ditimbulaknnya telah melampaui wilayah teknologi itu sendiri. Dengan gempar mengubah hakekat seluruh pranata kehidupan dari yang paling global sampai paling pribadi serta menyusup kedalam intisari kesadaran individu...

No comments:

Post a Comment