Monday, August 28, 2017

Bangsa Yang Terbalik



Yasraf "dunia yang dilipat" pernah menggambarkan realitas kontemporer dari sudut pandang post-modernisme.

Komponen pembahasannya pun semacam Kristeva, Baudrillard dan Barthez. Tapi, penjelasan dalam pembahasan tersebut mengenai realitas yang membumi, seperti berulang-ulang.

Mengenai negara tetangga yang sebetulnya satu rumpung "Malaysia" dengan kita, ini bukan pertama kalinya negara tersebut meremehkan bangsa kita (lihat gambar).

Masih ingat pidato Bung Karno TANTANG MALAYSIA!
HEH, ENGKAU MALAYSIA!!! APA KONSEPSI YANG ENGKAU BERIKAN PADA UMAT MANUSIA?! APA KONSEPSI YANG ENGKAU BERIKAN KEPADA RAKYAT DI KALIMANTAN UTARA? ATAU RAKYAT DI MALAYA, ATAU RAKYAT DI SINGAPORE?!!! APA KONSEPSI YANG KAU KELUARKAN???

Lanjut kata BK dalam pidatonya;
Malaysia adalah satu negara, kalau boleh dinamakan negara, TANPA KONSEPSI. SATU NEGARA TANPA IDEOLOGI. SATU NEGARA KOSONG MELOMPONG!


Kata pepe escobart; setiap kejadian yang nampak merupakan hal yang tersurat, sedangkan makna dalam kejadian tersebut adalah hal yang tersirat. ibarat kejadian atau problem yang terus terjadi di bumi pertiwi, sadar atau tidaknya kita selalu diperhadaptkan dengan permasalahan tersurat sedangakan permasalahan terbesar (pencapplokan SDA dengan modus investasi) nyaris diabaikan.

Jika PBB telah menverifikasi 16.056 pulau di Indonesia, walau masih ada sekitar 1.448 pulau kata Arif Havas (Deputi Kedaulatan Maritim) maka saya cuma ingin mengatakan bahwa selain PT. Freeport di Papua (Emas); masih ada PT Cevron (Gas) di Jawa Barat; PT Newmont (Emas) di Sumbawa; PetroChina (Minyak) di Papua, Jawa dan Jambi; ConocoPhillips (Minyak) di SumSel, Jambi, dan Riau; BP (Minyak dan Gas) di Berau; dan masih banyak lagi.

Mari segenap anak bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, jangan lagi terjebak pada persoalan hilir bangsa sedang persoalan hulu (Eksploitasi SDA) diabaikan bahkan pura-pura dilupakan.


No comments:

Post a Comment