Saturday, September 23, 2017

Dunia Ketiga; Hewan Lebih Mulia Dari Manusia


Sejarah yang telah terukir dalam proses menjalani hidup dalam kehidupan ummat manusia dapat disimpulkan bahwa semua peristiwa yang telah terjadi dan bahkan masih berlangsung saat ini dibayar dengan darah, kesedihan dan air mata bahkan nyawa hanya dan demi untuk mempertahankan kehidupan suatu kelompok.

Dewasa ini seluruh penghuni dunia mengalami keresahan. Pengaruhnya tidak hanya terasa di bidang hubungan antara berbagai negara dan internasional, tetapi juga menyangkut beberapa problem internasional yang timbul di berbagai negara maupun masalah antar bangsa tanpa memandang negara dan melampaui batas-batas negara.

Oleh beberapa kalangan dikatakan bahwa kekacauan merupakan ciri khas yang menandai masa kini, akan tetapi akarnya berasal dari masa lampau. Kebutuhan akan energi (minyak) dan pangan yang berujung invasi negara-negara maju ke negara-negara berkembang maupun miskin melalui isu sara telah membuktikan hal ini bagaikan getaran listrik yang sangat mengejutkan.

Dalam kurung waktu beberapa abad sampai saat ini, kelompok negara kaya telah mengalami kemajuan pesat atas pengorban yang diberikan oleh negara-negara sedang berkembang yang justru semakin miskin. Kejadian ini bisa disebutkan sebagai hukum besi yang faktanya sudah diketahui dan dipahami sejak dulu.

Jim Yong Kim, Presiden World Bank ke-12, pada tahun 2015 telah menyusun suatu studi mengenai berbagai masalah yang timbul di dunia saat ini. Dalam uraiannya banyak membahas tetntang pertumbuhan kemiskinan absolut di Dunia Ketiga maupun kemerosotan bidang pertanian dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hasil studi atau penelitian tersebut melukiskan keadaan dewasa ini yang mirip alam semesta seperti yang digambarkan oleh ahli filsafat Dante di mana umat manusia memasuki dunia pensucian.

Di Dunia Ketiga 350 juta penduduk hidup berdesak-desakan di kota-kota yang sungguh keadaanya sangat memilukan; 230 juta penduduk menganggur, 550 juta masih buta huruf, 700 juta menderita kekurangan gizi, dan 1 milyar 200 juta penduduk tidak pernah menikmati air minum yang bersih dan sehat. Selain itu telah diperkirakan pula 900 juta penduduk dunia  hanya mempunyai penghasilan sebesar 35 sen sehari. Susan George, Pangan: Dari Penindasan Sampai ke Ketahanan Pangan mengatakan " apabila waktu yang dihabiskan untuk membaca buku ini enam jam, dalam jangka waktu itu pula di berbagai tempat di dunia 2.500 penduduk akan mati kelaparan atau menderita penyakit yang banyak kaitannya dengan kelaparan.

Apabila ditelaah lebih teliti pada hakikatnya dewasa ini jumlah penduduk yang kelaparan, kekurangan gizi atau masih buta huruf malah jauh lebih banyak dibandingkan dengan keadaan pada tahun 90-an; pada waktu itu di San Fransisco" bangsa-bangsa yang tergabung di dalam lembaga dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menegaskan kembali keyakinannya untuk menjunjung tiknggi hak-hak asasi manusia, serta bersepakat bulat untuk meningkatkan kemajuan sosial dan tingkata kehidupan dalam suasana kebebasan yang lebih luas".

Di beberapa negara kira-kira 60% anak-anak meninggal sebelum berusia 5 tahun. Sejak tahun 90-an sampai sekarang ini jumlah penduduk yang masih buta huruf telah meningkat dari 550 juta mencapai 1,1 Milyar. 

Dalam keadaan seperti saat ini, tidaklah mengherankan apabila krisis pertanian "pangan" dunia yang telah terjadi sejak tahun 1972 merupakan akar dari kemiskinan atau bahkan juga kelaparan yang tragis sehingga menimbulkan rasa hina serta kecemasan. Krisis tersebut tidak hanya diakibatkan oleh proses pertumbuhan produksi yang tidak seimbang, tetapi juga karena permainan spekulasi harga yang kotor.

Amerika Utara dan Australia dapat digolongkan sebagai lumbung makanan raksasa di dunia, namun lama kelamaan persediaannya tidak urung akan menyusut. Di Amerikat Serikat sendiri persediaan gandum ditambah dengan hasil potensial tanah yang dibiarkan kosong dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makanan seluruh dunia selama 100 hari.

Selain itu, Produksi makanan anjing di Amerika Serikat sejak tahun 80-an kira-kira dapat dikatakan hampir sama dengan pendapatan rata-rata pria di India. Di Prancis konsumsi kalori 8 juta anjing dan 7 juta kucing ternyata sama dengan konsumsi kalori seluruh penduduk Portugal. Jumlah sisa makanan yang dibuang ke dalam tempat sampah oleh bangsa Amerika setiap tahun cukup untuk memberi makanan penduduk semua negara di benua Afrika yang luas selama satu bulan.

Pada jaman modern ini harkat hewan seolah-olah tinggi karena mempunyai kelebihan tertentu dibandingkan dengan kebanyakan orang; untuk hewan disediakan pemangkas rambut, penjahit dan restoran khusus. Contoh tersebut hanya sekedar menunjukkan beberapa aspek ketidakadilan yang menimpa martabat manusia, malah merupakan skandal terbesar di dalam organisasi dunia masa kini.


Friday, September 22, 2017

Human Extinction; Antara Kemiskinan dan Kemakmuran

Bumi mampu mencukupi kebutuhan manusia
tetapi tidak mampu mencukupi kerakusan manusia
Mahatma Gandhi


Sampai sejauh mana ketimpangan yang terjadi di dunia ini, yang benar-benar diketahui? ini adalah pertanyaan sederhana tapi sungguh membuat pusing kepala. Sebab, dimana-mana perbedaan malah timbul secara konstan dan semua kepincangan ini mengarah kepada meletusnya situasi konflik besar-besaran. Ketimpangan yang sangat mencolok akan memberikan peluang kepada beberapa kalangan tertentu yang dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Sedangkan pihak lain hanya bisa pasrah dan tentunya mengalami kerugian yang amat besar pula. Dari hasil kemajuan yang dicapai di bidang pemrosesan data dan statistik dapat disusun beberapa tolak ukur untuk mengukur kegawatan atau ketimpangan situasi dunia saat ini.

Perbedaan antara negara industri dengan kelompok negara yang sedang berkembang dan miskin sudah cukup jelas, yaitu sangat tidak simetris dan penyimpangannya sungguh tiada bandingnya. Sepertiga umat manusia yang mewakili hampir semua negara sedang berkembang kenyataannya hanya menerima 3% dari jumlah seluruh penghasilan dunia. Jurnalist dari yugoslavia, Lazar Mojsov mengatakan, penduduk negara berkembang yang mewakili tiga perempat seluruh umat manusia di dunia hanya menerima 6,5% dari seluruh penghasilan dunia. Dimana penghasilan per kapita ternyata hanya delapan belas kali lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan yang dinikmati oleh negara maju sebagi suatu keseluruhan. Dunia ketiga memang memiliki 80% jumlah bahan mentah yang tersedia di dunia, akan tetapi pembagian produksi industri secara menyeluruh belum mencapai 7%.

Sejenak kembali ke masa tempo doeloe, pada tahun 1975 pendapatan nasional di Swedia sudah melebihi 8.000 dollar per kapita, dan di negara Eropa lainnya berkisar sekitar 3.000 sampai 6.000 dollar. Pada saat itu pendapatan nasional per kapita di 25 negara yang perkembangannya paling lamban hanya mencapai 45 sampai 90 dollar setiap tahun. Dengan penduduk yang berjumlah 10 juta jiwa, Swedia mampu menghasilkan dan memanfaatkan tenaga listrik yang jauh lebih banyak dibadingkan dengan India yang berpenduduk 600 juta jiwa. Untuk dapat mencapai tingkat produksi dan konsumsi yang sama dengan Swedia, pemerintah New Delhi harus membangun 10.000 stasion tenaga nuklir yang masing-masing berkekuatan 500 megawat.

Manakala mayoritas umat manusia hidup dalam keadaan kelaparan endemis, sebaliknya Amerika serikat yang hanya mewakili 6% penduduk seluruh dunia telah menghabiskan 55% semua sumber daya alam di dunia ini. Jumlah seluruh bangunan yang menggunakan ac di Amerika Serikat ternyata menghabiskan lebih banyak tenga listrik dibandingkan seluruh pabrik di RRC yang penduduknya berjumlah 1,37 milliar jiwa.

Faktanya, saat ini. Seorang anak di Amerika Serikat secara kasar telah memanfaatkan (memakai) 500 kali lebih banyak sumber energi daya material dibandingkan dengan anak di negara sedang berkembang.

Kepincangan "kelaparan" merupakan salah satu bentuk kepincangan yang paling berat menimpa semua manusia. Oleh kalangan organisasi pangan dan pertanian PBB (FAO) telah diperkiran bahwa 15 di antara 100 orang mengandung gizi yang berlebih-lebihan, sedangkan di pihak lain satu di antara sepuluh orang meninggal karena menderita kelaparan.

Menurut Konprensi Pangan Sedunia yang diselenggarakan di Roma pada bulan November 1974, satu orang di antara enam orang dewasa telah menderita kekurangan gizi. Sedang pada tahun 2010, hasil dari Konprensi Pangan dunia yang diselenggarakan di Indonesia pada 14-18 maret, perbandingan ternyata jauh berubah menjadi lima diantara enam orang. Apabila saat ini tidak mengambil langkah-langkah yang positif untuk menanggulangi keadaan yang amat menyedihkan ini, dan apabila di beberapa kawasan dunia masih saja banyak masalah yang cenderung mengarah kepada "kemiskinan absolut", sementara itu pula butir-butir gandum, seperti halnya radiasi nuklir, merupakan produk strategi utama bagi mereka yang sudah mengetahui bagaimana memanfaatkannya. Maka, hendaklah disadari bahwa "kemiskinan absolut" akan membawa manusia menuju kepunahan.

Thursday, September 14, 2017

Pornografi dan Eksploitasi Perempuan Dalam Wacana Kapitalisme

penggunaan tubuh dan organ-organ tubuh perempuan di dalam berbagai wujud komoditi,
sebagai kendaraan ekonomi, dalam rangka menciptakan keterpesonaan
dan histeria massa yang dapat mendorong aktivitas ekonomi.

Diskusi atau perbincangan mengenai perempuan dan pornografi tidak bisa dipisahkan dari sistem yang menyebabkan berkembangnya pornografi dan eksploitasi perempuan di dalamnya.

Pornografi di era modern saat ini terutama pengguna tubuh perempuan di dalamnya tidak terlepas dari ideologi kapitalisme dan patriarki itu sendiri, yang menjadikan perempuan sebagai objek komoditi diberbagai tingkatannya.

Pembentukan perempuan sebagai objek tidak hanya terjadi pada tingkat sistem bahasa, akan tetapi juga pada tingkat realisasi penggunaan bahas, yaitu pada tingkat wacana. Sebagaimana dikatakan Terry Threadgold, "makna, sistem ide, sistem kepercayaan, serta ideologi dikonstruksi di dalam discourse, yang berfungsi untuk melanggengkan relasi-relasi kekuasaan yang ada".

Perbincangan mengenai relasi ideologi di dalam proses komodifikasi dan peren pornografi di dalamnya, tidak dapat di lepaskan dari kritik budaya terhadap komoditi di dalam masyarakat kapitalis, terutama yang dikembangkan oleh kelompok Frankfurt Schoil, W.F Haug, menggambarkan di dalam karya-karyanya, terutama Critique of Commodity Aesthetics (kritik terhadap estetika komoditi), bagaimana perkembangan bentuk-bentuk komoditi modern di dalam masyarakat kapitalis, berkaitan secara langsung dengan domain sensualitas, yaitu bagaimana potensi sensualitas tubuh perempuan digunakan sebagai bagian dari komuditas sosial komoditi.

Hal yang sentral di dalam pemikiran kelompok Frankfurt School tentang komoditi di dalam wacana kapitalisme adalah penciptaan ilusi dan manipulasi sebagai cara untuk mendominasi selera masyarakat, khususnya pengguna efek-efek sensualitas berupa penggunaan tubuh dan organ-organ tubuh perempuan di dalam berbagai wujud komoditi, sebagai kendaraan ekonomi, dalam rangka menciptakan keterpesonaan dan histeria massa yang dapat mendorong aktivitas ekonomi.

Kehadiran perempuan di dalam berbagai komunikasi sosial komoditi atau di dalam komoditi tontonan (film, sinetron, video, lawakan, dll) adalah dalam rangka dieksploitasi berbagai potensi sensualitasnya. Acara seperti lawakan misalnya, kadang-kadang dapat menjadi inspirasi efek-efek kelucuan, akan tetapi yang dominan dari kehadiran mereka adalah eksplorasi segala potensi tubuh (sensualitas, erotik, porno) untuk meningkatkan daya tarik lawan. Begitu juga penggunaan perempuan sebagai ilustrasi musik (video clip), seperti yang terdapat pada berbagai video clip, yang fungsi utamanya adalah memberikan nilai-nilai tampilan tubuh.

Teknokrasi sensualitas adalah upaya untuk mengontrol dan mempengaruhi masyarakat lewat keterpesonaan pada penampilam sensualitas yang diproduksi secara artifisial. Nilai guna ilusi seksual terletak pada kepuasan yang diberikan lewat voyeurisme, yaitu kepuasan yang diperoleh melalui mekanisme penglihatan dengan cara melihat tubuh atau citra tubuh sehingga menimbulkan rangsangan atau kepuasan seksual darinya. Oleh karena proses melihat ini sangat menggantunhkan dirinya pada keberadaan citra yang ditangkap oleh kemampuan persepsi, maka kepuasan yang dihasilkannya sesungguhnya tak lebih dari khayalan, disebabkan orang hanya dihadapkan pada citra tubuh itu sendiri; orang hanya ditawarkan kesenangan melihat tubuh, bukan kesenangan tubuh itu sendiri.

Pemenuhan kepuasan hasrat yang bersifat khayal tersebut telah menggiring ke arah sensualitas kondisi manusia, yang disebut Max Scheller, sensualitas otak. Di dalam masyarakat yang dikuasai oleh sensualitas otak, otak manusia didalamnya digiring ke alam pikiran, fantasi, dan imajinasi-imajinasi yang didominasi oleh muatan sensualitas.

Di dalam masyarakat yang dikuasai oleh sensualitas otak, tubuh perempuan dieksploitasi sebagai pekerja simbolik dan tanda-tandanya sehingga di dalam dunia tersebut laki-laki dapat mengembara di dalam berbagai fantasi dan obsesinya, dengan menggunakan tubuh dan citra tubuh perempuan sebagai objek kepuasannya. Di dalamnya, perempuan diposisikan sebagai objek pembawa makna, bukan sebagai pencipta makna. Artinya, tubuh perempuan ditempatkan di dalam posisi-posisi tertentu, oleh pihak lain yang menguasainya, bukan oleh dirinya sendiri.

Dengan menggunakan tubuh dan citra tubuh, komoditi menawarkan berbagai kemungkinan kesenangan. Salah satu bentuk kesenangan ini adalah scopophilia, yaitu kesenangan menjadikan orang lain sebagai objek, yang dapat mengundang rasa ingin tahu yang beesifat seksualitas.

Dalam relasi subjek dan objek di dalam masyarakat modern saat ini, pornografi merupakan sebuah contoh wacana, yang dijadikan sebagai kendaraan bagi naturalisasi ideologi patriarki, yang di dalamnya hasrat dan kepuasan perempuan dikendalikan oleh kekuatan produksi yang didominasi laki-laki.

Pornografi lewat bahasa tanda mengkonstruksi secara sosial laki-laki sebagai yang aktif dan kuasa, dan perempuan sebagai yang pasif dan tunduk. Di dalamnya terjadi semacam objektifitas perempuan secara sistematis untuk kepentingan laki-laki. Dalam pengertian inilah, ideologi patriarki dapat dikatakan sudah inheren di dalam ideologi kapitalisme itu sendiri, disebabkan kapitalisme memposisikan perempuan di dalam relasi idiologis sebagai komoditi, yang menempatkannya pada posisi objek dan laki-laki sebagai subjek.

Perempuan, dengan demikian, dalam sistem pornografi kapitalistik menjadi korban dari komodifikasi pasif, yaitu eksploitasi dirinya oleh pihak lain (laki-laki) untuk kesenangan pihak lain tersebut.

Di dalam pornografi, perempuan memang berperan sebagai sentral, akan tetapi sentral hanya pada posisi subordinasi, yaitu pada posisi tidak berkuasa untuk mengendalikan dunia tersebut. Sebagai objek komoditi pada umumnya seperti juga di dunia prostitusi dan pornografi, kehadiran perempuan diutamakan sifat kemudaan, kesegaran, dan kecantikan, yang membutuhkan semacam perawatan intensif dan penggunaan semiotika tubuh terus menerus.


Tuesday, September 12, 2017

Siapa Kita



Apa yang terdapat di dalam kolam
Yang tidak dapat ditemukan disungai?
Apa yang terdapat dalam rumah
Yang tidak dapat ditemukan di kota?
Dunia ini hanyalah sebuah kolam
Sedang hati adalah sumber air
Dunia ini hanyalah sebuah rumah
sedang hati adalah kota yang menakjubkan

Kawan,
Obat yang kau cari ada pada dirimu
Tapi kau tak melihatnya
Dan penyakitmu datang darimu
Tapi kau tak menyadarinya

Engkaulah adalah "kitab nyata"
yang dengan huruf-hurufnya
Akan nampak terang apa yang terembunyi
Adakah kau mengira
Bahwa dirimu hanyalah tubuh kecil
Padahal terkandung pada dirimu
Alam yang lebih besar.

Monday, September 11, 2017

Menuju Kematian Kota

Setaip pertumbuhan kota tidak selalu bersifat positif,
namun juga negatif; tidak selalu mengundang optimisme, tetapi juga pesimisme

Tentang Kota, sebagai sesuatu yang hidup, mengalami perubahan, perkembangan, pembiakan, metamorfosis, perkawinan, perceraian, transformasi, bahkan mutasi. Sebuah kota lahir, bertumbuh, membesar, dewasa, menua bahkan mengalami kematian, layaknya manusia. Potret sebuah kota merupakan potret dari masyarakatnya. Artinya, perubahan kota menandai perubahan manusia di dalamnya.

Kota cenderung bertumbuh ke arah yang lebih kompleks. Kota berevolusi ke arah kompleksitas yang lebih tinggi. Dalam kompleksitas itu, tempat, ruang, dan relasi manusia di dalam kota juga mengalami kompleksitas. Ketika pertumbuhan kota tak terkendali lagi, yaitu ketika kompleksitasnya tidak dapat lagi dipahami dan dimaknai, maka kota akan menimbulkan berbagai masalah (kemacetan, limbah, polusi udara, pengangguran, gelandangan, sampah, kelangkaan air bersih, kriminalitas dll). Kota lalu berubah dari order menjadi disorder; dari keberaturan menjadi chaos.

Kota bukanlah ruang kosong, tanpa relasi dan tanpa makna, perbincangan kota sekaligus adalah perbincangan tentang apa yang bukan kota. Kota diperbincangkan berdasarkan prinsip perbedaan atau pembedaan. Ada pembedaan kota/desa, kota/kota, subkota/subkota. Ada juga pembedaan kota berdasarkan besaran dan skala: kota , metropolis, megapolis.

Ada banyak cara pembedaan kota. Pembedaan kota tidal saja pembedaan fisik, tetapi juga pembedaan isi, konsep atau makna. Ada perbedaan makna atau konotasi di balik realitas fisik desa dan kota. Perbedaan semantika kota/desa itu biasanya dibangun berlandaskan prinsip oposisi biner.

Di era informasi dewasa ini, perbedaan kota dan desa tidak setajam pada era sebelumnya. Ini disebabkan oleh perkembangan teknologi transportasi, komunikasi, informasi dan hiburan yang kini telah melampaui batas-batas kota/desa. Dengan berkembangnya berbagai teknologi mutakhir (pesawat, mobil, televisi, internet, film) kota semakin menyatu dengan desa, bukan secara fisik, tetapi secara semantik, bahwa makna kota dan desa kini semakin kabur.

Tidak saja ada oposisi biner kota/desa, akan tetapi juga oposisi biner antara unsur-unsur di dalam kota sendiri, khususnya oposisi biner makna semantiknya. Di dalam sebuah kota dibedakan antara: elit/popular, utara/selatan, atas/bawah, high/low, upper town/down town.

Kota merupakan sebuah fenomena politik, yaitu politik kota yang disebabkan di dalam kota beroperasi berbagai bentuk relasi kekuasaan: di dalamnya berlangsung berbagai dominasi kelompok atas kelompok lainnya; di dalamnya ada perebutan kekuasaan terus menerus di antara kelompok-kelompok sosial. Kota juga merupakan sebuab ruang yang di dalamnya terjadi segmentasi manusia berdasarkan kelompok sosial, politik, profesi, etnisitas, dan budaya. Di dalam kota, dengan demikian, berlangsung semacam politik segmentasi, yang melaluinya manusia kota dijadikan segmen-segmen sosial, berdasarkan motivasi, kepentingan dan fungsi tertentu.

Transformasi potret kota dari konvensional, ke arah kota kapitalistik dan kini ke arah kota digital, telah mengubah pula manusia yang hidup di dalamnya. Wajah manusia kota merupakan cermin dari wajah kotanya, dan sebaliknya. Manusia membangun dan mengubah kota, dan bersama perubahan itu berubah pula wajah manusianya.

Wajah manusia kota merupakan cermin dari wajah kotanya

Karena kota meniscayakan perubahan, pertumbuhan, transformasi, bahkan bermutasi tanpa henti ke arah yang lebih kompleks dari sebelumnya: dari kota arsitektur menjadi kota digital; dari kota sejuk menjadi kota panas; dari kota pendidikan menjadi kota industri; dan dari metropolitan menjadi magapolitan.

Akan tetapi, Setaip pertumbuhan kota tidak selalu bersifat positif, namun juga negatif; tidak selalu mengundang optimisme, tetapi juga pesimisme. Pada umumnya selalu ada dilema dan paradoks dalam pertumbuhan kota: paradoks antara kemajuan dan kemunduran, antara perbaikan dan perusakan, antara konstruksi dan dekonstruksi.



Banyak kota-kota besar di Indonesia mengalami paradoks yang sama. Berbagai pertumbuhan industri, ekonomi, perdagangan, pariwisata, perumahan yang pesat telah membawa berbagai masalah kota. Bersamaan dengan perubahan kota itu, berubah pula karakter manusianya yang cenderung lebih individualis, egois, hedonis, narsistik, konsumeris, soliter, dan anti sosial.

Selain itu, perkembangan teknologi informasi, yang kini memenuhi wajah kota telah mengubah secara fundamental dimensi dan makna kota bagi manusia. Ada berbagai dimensi fundamental yang menjadi pilar sebuah kota, seperti dimensi tempat, ruang, sudut, jalan kini telah kehilangan maknanya, di ambil alih oleh subtitusi-subtitusinya yang bersifat artifisial lewat teknologi informasi. Dan pada akhirnya, sebuah kota akan menuju pada kehancuran.


Virus Sosial: Sifat, Bentuk, Pola dan Sumbernya (1)

Pada dasarnya manusia ingin kesempurnaan.
Namun, yang ia peroleh dalam hidup untuk menjalani kehidupan adalah kenikmatan.
 kenikmatan yang akan menggiring manusia kepada kepunahan. Ibn Fadly, Catatan Menuju Dunia Baru

Lenyapnya batas-batas teritorial, batas-batas negara dan bangsa, batas-batas kesukuan dan kepercayaan, batas-batas politik dan kebudayaan, merupakan dampak dari ekonomi dan informasi saat ini. Namun, di dalam era saat ini. Ternyata tidak banyak orang berbicara mengenai lenyapnya batas sosiologi antara dunia anak-anak dan dunia orang dewasa, misalnya: batas ontologis antara citra dan realitas; batas filoofis antara kebenaran dan kepalsuan, batas psikologis antara normalitas dan abnormalitas, batas politis antara penguasa dan teoritis, batas ekonomi antara bencana ekonomi dan sukses ekonomi.

Era globalisasi yang berkaitan dengan ekonomi, informasi, kebudayaan, telah menawarkan berbagai keterbukaan dan kebebasan; Ekonomi pasar bebas, komunikasi bebas, seks bebas. Keterbukaan telah mendorong perkembangbiakan, pelipatgandaan dan penganekaragaman produk, informasi, tanda dan kesenangan yang tanpa batas dalam skala global, yang menawarkan pula hutan rimba pilihan.

Setelah semua batas-batas tersebut di atas lenyap, yang kemudian terbentuk adalah jaringa-jaringan transparan global dalam berbagai diskursus: jaringan transparansi informasi, transparansi komunikasi, transparansi ekonomi, transparansi seksual. Di dalam jaringan transparansi informasi; orang membaca, mendengar, melihat, menonton, merekam, mengkopi, apa saja yang sebelumnya dianggap tabu. Di dalam jaringan transparansi komunikasi; orang memperlihatkan, mempertontonkan, membicarakan, memamerkan apa saja yang dianggap imoral. Di dalam jaringan transparansi seksual; orang menyaksikan, menonton, melakukan hubungan seksual tanpa batas gender, adat, umur. Di dalam jaringan transparansi ekonomi; orang memproduksi, memperjualbelikan dan mengkosumsi apa saja, termaksuk libido.

Masyarakat yang di dalamnya terdapat wajah yang dibangun dari serangkaian citra-citraan, dan tubuh dijalari oleh berbagai jenis virus adalah wujud dari masyarakat kapitalisme global. Tubuh dijadikan  citra-citraan dalam rangka menjual komoditi (gadis model, covergirl, gadis penyorak dll), atau tubuh itu sendiri dijadikan komoditi, dan memuatinya dengan konsep dan makna-makna semiotis (prostitusi, striptease). Tidak saja libido digunakandalam merangsang penjualan komoditi,akan tetapi libido  itu sendiri kini telah menjadi komoditi.

J.F Lyotard, di dalam bukunya Libinal Economy, mengemukakan bahwa di dalam analisis ekonomi politik kapitalisme mutakhir, apa yang tampak dari diskursus ekonomi adalah pengaturan lalu lintas ekonomi melalui model mucikari. Mucikari itu sendiri merupakan seseorang yang menghasilkan uang dari kegairahan. Ia menggunakan setiap trik untuk mengubah segala bentuk rangsangan libido menjadi kapital, dan memutarnya demi mendapatkan nilai surplus atau keuntungan.

Dalam dunia industri film, seorang produser menerapkan hukum-hukum komoditi pada sebentuk tubuh, memperindah penampilan, memperbesar daya rangsangan, meningkatkan pelayanan agar ia siap menerima setiap permintaan. Sebab, sebagai komoditi, teknik, gaya, atau kombinasi-kombinasi baru kreatif harus ditemukan untuk menarik konsumen. Apa yang diinginkan melalui kapitalisasi libido adalah membuta sebatang tubuh mampu menarik keuntungan dari status komersialnya. Untuk itu, Ia mengharuskan bahwa setiap fragmen tubuh dan kapasitas libidonya harus bisa dipasarkan.

Michel Foucault adalah seorang pendukung filsafat pembebasan libido ini. Di dalam bukunya The History Of Sexuality, Foucault berargumen bahwa di dalam masyarakat yang menjunjung tinggi peradaban seperti masyarakat kapitalisme global sekarang ini, pembebasan rangsangan-rangsangan yang ada di dalam diri harus dibebaskan, hasrat harus disalurkan, perbedaan atau diferensi harus dapat dihasilkan.

Dalam ekonomi pasar bebas, ketika sebatang tubuh memasuki satu jaringan ekonomi pasar bebas libido, maka seperti buah komoditi dalam jaringan pasar bebas, ia akan menjadi bersifat anonim atau menjadi milik semua orang, menjadi transparan, menjadi kehilangan kategoris. Tubuh (prostitusi, homoseksual, heteroseksual, pedofilia) akan membentuk sebuah jaringan seksual dengan siapa saja dalam satu orbit seksualitas.

Bersamaan dengan Mengalirnya seks dari satu negara ke negara lain, dari satu lokalisasi ke lokalisasi lain, mengalir pula virus HIV (Human Immunodeficiency Virus), yang mengakibatkan bencana AIDS (Acquired Immue Deficiency Syndrome). AIDS menurut Baudrillard Merupakan produk kebebasan libido, transparansi, promiskuitas, dan hipersensibilitas yang tidak terkendali yang melewati kapasitas alamiahnya. 

Pada akhirnya, virus HIV beroperasi layakya terorisme, yang menyusup kedalam sebuah sistem, menggerogoti dan kemudian menghancurkan sistem tersebut dari dalam. 


Saturday, September 9, 2017

Media dan Tubuh Perempuan


Survei Membuktikan...
"Tubuh perempuan sebagai objek tontonan dalam rangka menjual komoditi atau tubuh itu sendiri sebagai komoditi tontonan"

Ada pertanyaan yang menggelitik tentang perempuan saat ini, mengapa dalam setiap literatur atau referensi pembahasan tentang perempuan yang tertulis dalam buku kebanyakan penulisnya pria? Adakah semacam perasaan simpati, toleransi, emansipati, keberpihakan, atau hanya sekedar rasa kasihan untuk perempuan? Atau, apakah ini merupakan satu bentuk legitimasi idiologi "man dominated world" atau patriarki yang di dalamnya terjadi semacam dominasi dan sekaligus ketimpangan peran sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan?

Persoalan yang kerap sekali dikemukakan dalam perbincangan atau diskusi mengenai perananan perempuan di dalam masyarakat bahwa perempuan tidak berperan dominan di dalam bidang produksi (ekonomi dan industrialisasi), Selain itu, perempuan kerap kali dianggap merginal di dalam bidang produksi. Asumsinya, bahwa mereka marginal di dalam bidang ekonomi, apalagi mengenai industri karena mereka dominan dalam tontonan. Marginalisasi perempuan di dalam bidang produksi dan dominasi mereka sebagai objek tontonan sering menjadi ideologi utama media-media terutama di bumi pertiwi ini.

Erica Carter dalam bukunya Die Konsumgesellschaft in Deutschland (masyarakat konsumen jerman) mengatakan bahwa perempuan itu marginal dan subordinat di dalam bidang budaya kerja maskulin (kelas pekerja), akan tetapi mereka dibentuk oleh ideologi masyarakat patriarki untuk menjadi dominan di bidang subordinat, yaitu sebagai objek konsumen atau tontonan dan sebagai subjek konsumsi. Pria identik dengan produksi sedangkan perempuan identik dengan konsumsi (belanja, mall, dapur).

Di dalam kondisi ketimpangan peran tersebut, yang kemudian berkembang adalah seksisme dalam kebudayaan. Tentang seksisme, adalah sebuah pertanyaan tentang relasi kekuasaan di antara kelompok seks. Penggunaan kekuasaan ini untuk mempertahankan hegemoni budaya sebagai bagian dari wacana media yang bersifat patriarki.

Hanya sebuah iklan mesin air

Istilah bekerja di dalam masyarakat patriarki mempunyai konotasi maskulin. Bekerja secara rasional dibatasi oleh waktu, misalnya delapan jam sehari. Sementara, perempuan yang mengerjakan pekerjaan rumah tangga selama hampir sepanjang hari dan sepanjang waktu (mencuci, memasak, menyapu, mengasuh anak) tidak dikatakan bekerja. Produk hasil pekerjaan ibu rumah tangga digunakan secara langsung oleh keluarga bukan untuk diperjualbelikan. Akan tetapi, mereka tidak pernah dibayar untuk setiap pekerjaanya. Mereka hanya dibayar terutama untuk pekerjaan-pekerjaan yang menjadikan mereka sebagai komoditi di dalam ekonomi, sebagai industri citraan, hiburan dan tontonan.

Di dalam masyarakat tontonan, perempuan mempunyai fungsi dominan sebagai pebentuk citra dan tanda komoditi (sales girl, cover girl, model girl dll). Masyarakat tontonan, menurut Guy Debord adalah masyarakat yang di dalamnya setiap sisi kehidupan menjadi komoditi, dan setiap komoditi tersebut menjadi tontonan.

Di dalam mayarakat tontonan pula. Tubuh perempuan sebagai objek tontonan dalam rangka menjual komoditi atau tubuh itu sendiri sebagai komoditi tontonan mempunyai peran yang sangat sentral. Menjadikan tubuh sebagai tontonan bagi sebagian perempuan merupakan jembatan atau jalan pintas untuk memasuki pintu gerbang dunia budaya populer, untuk mencari popularitas, untuk mengejar gaya hidup, dan untuk memenuhi kepuasaan material, tanpa menyadari bahwa mereka sebetulnya telah dikonstruk secara sosial untuk berada di dunia marginal, dunia objek, dunia citra, dunia komoditi. Inilah yang dilakukan oleh sebagian besar bintang-bintang film terutama bernuansa "panas" akhir-akhir ini di bumi pertiwi.

Film Horor Di Indonesia

Sejarah tubuh perempuan itu sendiri di dalam ekonomi politik kapitalisme adalah sejarah pemenjaraan tubuh sebagai tanda atau fragmen-fragmen tanda. Fungsi tubuh telah bergeser dari fungsi organis/biologis/reproduktif ke arah fungsi tanda. Ekonomi kapitalisme mutakhir telah berubah ke arah penggunaan tubuh dan hasrat sebagai titik sentral komoditi, yang disebut dengan komoditi libido. Alhasil, Tubuh menjadi bagian dari semiotika komoditi industrialisasi.

Pada era keterbukaan (kemajuan teknologi) saat ini, dalam membaca masa depan atau keberadaan perempuan ditengah-tengah masyarakat, terutama yang berkaitan dengan media, perlu kiranya para perempuan membuat sebuah rancangan. Sebuah rancangan yang membawa perempuan harus menempatkan citra dirinya secara lebih aktif, produktif, dan lebih adil di dalam percaturan media. Bila dalam rancangan masa depan, perempuan tetap mengambil peran sebagai perayu di dalam media, maka identitas perempuan sebagai bagian komoditi (menjual tubuh) akan selalu hadir bagaikan rumput liar.



Friday, September 8, 2017

Jhon Perkins, Indonesia adalah sasaran utama bagi Amerika

Mantan Bandit Ekonomi Dunia

Ini adalah kisah nyata: aku menjalani setiap menit di dalamnya. Pandangan, orang, percakapan dan perasaan yang kuuraikan, semua adalah bagian dari kehidupanku. Ini merupakan kisah pribadiku, namun kisah ini terjadi di dalam konteks peristiwa dunia yang lebih besar, yang telah membentuk sejarah kita, yang telah membawa kita ke tempat kita berada sekarang dan membentuk dasar bagi masa depan anak-anak kita.

Kisah tentang aku yang dulunya sebagai (economi hit man). Sebuah kisah tentang bagaimana kita semua tiba di tempat kita berada sekarang dan mengapa kita sekarang ini menghadapi krisis yang tampaknya tidak dapat ditanggulangi. Sebab, hanya dengan memahami kesalahan kita di masa lampau, kita akan mampu mengambil keuntungan untuk menyongsong peluang di masa depan; karena peristiwa 11 september telah terjadi, demikian pula perang kedua di Irak; karena selain 3.000 manusia tewas pada tanggal 11 september 2001 di tangan para teroris, 24.000 manusia lainnya meninggal karena kelaparan dan sebab lain yang berhubungan dengan kelaparan. Sesungguhnya, 24.000 manusia meninggal setiap hari karena mereka tidak memperoleh makanan untuk mempertahankan hidup. Yang lebih penting, kisah ini mengapa harus diceritakan. Sebab saat ini, untuk pertama kali dalam sejarah, suatu bangsa mempunyai kemampuan, uang, dan kekuasaan yang menyebabkan semua kekacauan yang terjadi di muka bumi ini. Ini adalah bangsa di mana aku dilahirkan dan kepadanya aku telah mengabdi sebagai EHM; Amerika Serikat.

Tugasku sebagai EHM tiada lain untuk mendorong para pemimpin dunia agar menjadi bagian dari jaringan luas yang mengutamakan kepentingan komersial Amerika Serikat. Pada akhirnya, para pemimpin itu akan terjerat di dalam belitan utang yang akan memastikan loyalitas mereka. Alhasil, Mereka dapat dimanfaatkan kapanpun, untuk memenuhi kebutuhan politik, ekonomi, atau militer Amerika Serikat.

Para eksekutif perusahaan Amerika yang paling terhormat memperkerjakan orang dengan tingkat penggajian yang mendekati gaji para budak di kawasan industri yang telah tertanam di negara-negara yang berhasil dikuasai. Membanting tulang dengan kondisi yang tidak manusiawi di pabrik-pabrik terutama di kawasan Asia.

Perusahaan minyak dengan ceroboh memompakan racun ke dalam sungai-sungai hutan hujan, dengan sadar membunuh manusia, satwa dan tanaman serta melakukan genosida pada budaya kuno. Industri farmasi yang mereka punya menolak memberikan obat-obatan yang dapat menyelamatkan nyawa jutaan orang Afrika  yang terinfeksi HIV.

Amerika Serikat membelanjakan lebih dari 87 miliar dolar untuk berperang di Irak, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa dengan setengah dari jumlah itu kita dapat menyediakan air bersih, makanan yang layak, layanan sanitasi, dan pendidikan dasar bagi setiap manusia di planet ini.

Setiap kesempatan bagi Amerika Serikat dan Sekutunya akan selalu meyakinkan kepada kita bahwa membeli berbagi barang adalah kewajiban kita sebagai warganegara. Dan tugasku yang telah mendapatkan gaji yang sangat tinggi adalah melakukan tawar-menawar sistem bagi negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama di Indonesia untuk memperluas industri yang dimiliki Amerka Serikat. Jika kami tersendat, maka serilaga (Intelejen - CIA), akan menggantian kami. Dan jika serigala tersebutpun gagal, maka tugas akan jatuh ke tangan Militer (Invasi).

Badan Khusus Amerika Serikat
Tentang Indonesia. Ketika Columbus berlayar pada tahun 1492, ia berusaha untuk mencapai Indonesia, yang pada saat itu dikenal sebagai Kepulauan Rempah-rempah. Selama era Kolonial, Indonesia dipandang sebagai HARTA BENDA yang jauh lebih berharga dari pada Amerika. Pulau Jawa dengan kain tenunnya yang sangat kaya, rempah-remahnya yang sangat terkenal, ribuan barisan pulau yang kaya akan SDA menghiasi, kerajaannya yang mewah, merupakan mahkota dan kancah perebutan kekuasaan di antara petualang-petualang Spanyol, Belanda, Portugis, dan Inggris.

Ketika Jepang menduduki Indonesia selama Perang Dunia II, pasukan Belanda melakukan sedikit perlawanan saja. Sebagai akibatnya, bangsa Indonesia, terutama suku Jawa sangat menderita. Menyusul kekalahan Jepang, seorang pemimpin yang karismatik bernma Soekarno muncul untuk memproklamasikan kemerdekaan. Pertemuran yang berlangsung selama empat tahun akhirnya berakhir pada tanggal 27 Desember 1949, ketika Belanda menurunkan benderanya dan menyerahkan kedaulatan kepada rakyat yang hanya mengenal perjuangan dan dominasi selama lebih dari tiga abad. Soekarno menjadi presiden pertama republik baru itu.

Akan tetapi, memerintah Indonesia ternyata lebih sulit daripada mengalahkan Belanda. Jauh dari kondisi homogen, kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.500 pulau itu laksana panci mendidih yang berisi beragam sikap dan perilaku, budaya, lusinan bahasa, serta suku-suku yang menyimpan dendam selama berabad-abad. Konflik seringkali terjadi dan brutal, dan soekarno menindaknya dengan keras.

Ia membubarkan parlemen pada tahun 1960 dan dinamai presiden seumur hidup tahun 1963. Ia membentuk persekutuan yang erat dengan pemerintah-pemerintah komunis di seluruh dunia, sebagai pertukaran dengan peralatan dan pelatihan militer. Ia mengirimkan pasukan Indonesia yang dipersenjatai Rusia ke negara tetangga Malaysia dalam upaya menyebarkan paham komunisme ke seluruh Asia Tenggara dan mendapatkan persetujuan para pemimpin sosial dunia yang merupakan musuh abadi Amerika Serikat.

Oposisi terbangun, dan suatu perebutan kekuasaan dilancarkan pada tahun 1965. Soekarno lolos dari pembunuhan hanya karena kecekatan istri mudanya. Banyak perwira militer puncak dan rekannya yang terdekat bernasib kurang beruntung. Peristiwa ini mengingatkan kepada peristiwa yang terjadi di Iran pada tahun 1953. Pada akhirnya, Partai Komunis dianggap bertanggung jawab terutama faksi yang bersekutu dengan Cina. Pada pembantaian yang diprakarsai oleh Militer, diperkiran tiga ratus ribu bahkan sumber yang mengatakan jutaan orang dibunuh. Komandan militer, Jendral Soeharto pun berkat bantuan Amerika akhirnya mengambil alih kekuasaan sebagai presiden di tahun 1968 dari Soekarno yang anti terhadap negara Imprealis terutama Amerika Serikat.

Hingga tahun 1971, tekad Amerika Serikat untuk menjauhkan Indonesia dari Komunisme menguat karena hasil perang Vietnam terlihat sangat tidak pasti. Presiden Nixon telah memulai serangkaian penarikan pasukan pada musim panas 1969, dan strategi Amerika Serikat cenderung berperspektif lebih global. Strategi difokuskan untuk mencegah efek domino bahwa satu negara jatuh ke tangan komunis setelah lainnya, dan strategi itu difokuskan elektrifikasi MAIN (utama) adalah bagian dari rencana seluruhan untuk memastikan kekuasaan Amerika Serikat di Asia Tenggara.


Dasar kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah bahwa Soeharto akan melayani Washintong dengan cara yang serupa seperti Shah Iran. Amerika Serikat juga berharap bangsa itu akan berfungsi sebagai model untuk negara lainnya di wilayah itu. Washintong mendasari bagian dari strateginya pada asumsi keuntungan yang diperoleh di Indonesia mempunyai reaksi yang positif bagi seluruh dunia Islam, terutama di Timur Tengah yang mudah meledak. Dan jika itu bukan perangsang yang cukup, Indonesia memiliki banyak EMAS, BATU BARA, NIKEL, MINYAK hingga URANIUM. Tak seorang pun yakin tentang berapa banyak jumlah atau kualitas cadangannya. Tetapi, para petinggi Amerika Serikat dan juga para Korporat (pemilik industri) merasa gembira sekali akan hal itu.

Aku mulai membayangkan petualangan yang akan terjadi selanjutnya, Dalam bekerja untuk MAIN, aku akan menukarkan  gaya hidup peace crops yang keras dengan gaya hidup yang lebih mewah dan memesona.

Suatu hari pada tahun 1971, ketika aku tiba ditempat Claudine (rekan kerja) aku menemukan di atas meja makan kecilnya telah terhidang bermacam-macam keju, roti, dan ada sebotol anggur Beaujolais yang mahal. Dia bersulang untukku dan mengatakan "Selamat atas keberhasilanmu".

The New Rules of the World - John Pilger

Thursday, September 7, 2017

Maafkan Kami


Bangsaku bukanlah seekor semut
Yang dapat diinjak dengan mudah
Juga bukan lebah
Yang orang menjerit karena sengatannya

Namun,
Betapa bangsaku tidak pernah mensyukuri nikmat yang diberikan
Sebuah nikmat yang tidak dimiliki oleh bangsa lain
Sebuah nikmat yang bisa mewujudkan cita dan tujuan nasional
Sebuah nikmat yang mampu membawa bangsaku keluar dari dunia ke-3

Aduhai,
Apa lagi yang bisa bangsaku banggakan saat ini
Semua nikmat yang diberikan telah dinikmati bangsa lain
Semoga engkau tak murka, Duhai Sang Pemberi Nikmat

Bilderberg; Sayap Illuminati Yang Menguasai Segala Aspek Kehidupan Manusia

Merekalah yang mengendalikan dan membuat peristiwa-peristiwa besar dunia. Bahkan, mereka telah melakukannya selama berabad-abad lamanya. Dari baik layar agar tak terlihat, mereka telah membuat dan merekayasa setiap perang besar, setiap terjadi revolusi dan setiap terjadi resesi di dunia ini. Mereka mengendalikan semua yang Anda baca, semua yang Anda dengar, dan semua yang anda lihat di media-media.
The New World Order
Merekalah yang mengendalikan dan membuat peristiwa-peristiwa besar dunia. Bahkan, mereka telah melakukannya selama berabad-abad lamanya. Dari baik layar agar tak terlihat, mereka telah membuat dan merekayasa setiap perang besar, setiap terjadi revolusi dan setiap terjadi resesi di dunia ini. Mereka mengendalikan semua yang Anda baca, semua yang Anda dengar, dan semua yang anda lihat di media-media.

Bilderberg adalah kelompok elite dunia yang terdiri dari pengusaha multi perusahaan (multi-corporations), para bangsawan (aristocrats) para pemimpin pemerintahan/presiden, dan para politikus kelas teratas dari yang teratas. Kecuali pemimpin pemerintahan / presiden yang mungkin tidak terlalu kaya, maka syarat atau kunci utama masuk ke kelompok ini adalah: Anda harus Super Kaya Raya! Termasuk di dalamnya keluarga kerajaan Belanda dan Inggris serta lainnya. Berikut dinasti Rothschild, Rockefeller, Oppenheimer dan juga JP Morgan serta konglemerat dunia lainnya.

Selain The Bilderberg, masih ada beberapa inner circles Illuminati lainnya, diantaranya adalah Freemason, Skull and Bones, Council on Foreign Relations, Trilateral Commission dan masih banyak lainnya. Namun semenjak ada internet, kelompok ini mulai terbukti keberadaanya dan sudah bukan rahasia lagi, kedik mereka terbongkar. Namun agenda jahatnya baik itu jangka pendaek atau jangka panjang, masih banyak yang ditutup-tutupi. Para peneliti conspiracist dunialah yang terus berusaha menggali lebih dalam. Namun itu tidaklah mudah. Banyak diantara mereka yang tewas secara misterius.

Para peneliti konspirasi sejagat sudah mendeteksi keberadaan Bilderberg sejak lama, dibentuk sejak tahun 1954 pada pertemuan pertama mereka di Hotel de Bilderberg, Belanda. Dari sanalah nama itu berasal. Sedangkan kelompok Illuminati jauh lebih lama, bahkan kuno, yaitu sejak kejayaan Mesir Kuno dengan piramidanya dan raja-raja mereka, Bani Firaun.

Pertemuan Perdana Kelompok Bildergerg

Pastinya sedikit banyak kita tahu, siapa keturunan dinasti Firaun pada masa lalu. Ya, mereka penentang para Nabi dan para Rasul, bahkan memburu mereka untuk dibunuh. Merekalah yang megkultuskan ilmu sihir juga satanisme. Dan turunan mereka masih ada hingga kini, bahkan hingga hari kiamat. Namun kini, turunan merekalah yang disebut-sebut hanya “The 1%” atau “The One Percent” karena jumlah mereka hanya SATU PERSEN dari seluruh penduduk planet Bumi.

Sadar atau pun tidak, mereka menguasai masyarakat seantero dunia yang populasinya ±7 Miliar, dan menguasai seluruh aspek-aspek dan sendi-sendi terpenting di dunia! Karena tujuan mereka: menguasai dan mengontrol dunia.

Tak hanya keuangan, mereka menguasai PBB, menguasai teknologi, menguasai militer, menguasai media, menguasai pertambangan, emas, berlian, minyak bumi serta mengontrol manusia melalui uang dan kekayaannya, dengan berbagai cara! Termasuk pemboikotan, penyebar fitnah, menguasai kelompok religius, hingga mambuat peperangan sepanjang sejarah umat manusia.

Salah Satu Strategi Iluminati Menguasai Dunia

Salah satu agenda mereka yang selalu berjalan adalah mengurangi jumlah penduduk dunia dengan cara menguranginya, yang disebut World Depopulation atau Depopulasi Dunia. Oleh karenanya mereka mensponsori pembunuhan, genoside, peperangan, dan meracuni makanan serta minuman yang dikonsumsi melalu produk-produk buatan mereka. Merekalah yang membuat pewarna buatan, pengawet buatan, perasa buatan dan pemanis buatan yang berbahaya.

Selain itu, mereka  yang membuat rekayasa genetika terhadap binatang dan tumbuhan (sayur dan buah-buahan) yang sangat berbahaya karena direkayasa secara “trans species” atau “trans organisme” yang disebut sebagai “Genetically Modified Organism“ atau G.M.O. yang dikelola oleh perusahaan Monsanto yaitu perusahaan pestisida.

GMO berbahaya karena direkayasa berdasarkan trans species tersebut. Misalkan, merekayasa buah pisang menjadi lebih manis, lebih besar dan tahan penyakit atau hama. Memang tampak bagus, tapi ternyata dimodifikasi dari campuran gen ikan, spesies yang jauh beda, bukan antar spesies pisang. Mereka mengambil DNA dari keduanya untuk direkayasa dan seakan-akan menjadi “Produk Unggulan”.

Jika mengkonsumsi produknya, penyakit yang akan dijangkiti tidak langsung terlihat, tapi melalui serangkaian gejala-gejala tahunan. Misalnya menimbulkan gejala kanker dan penyakit jantung. Jadi jangan heran jika pada masa kini, banyak yang meninggal secara mendadak tanpa adanya catatan penyakit sebelumnya. Cara mematikan manusia sejagat dengan halus ini disebut sebagai “soft killing”.

Mereka pulalah yang membuat penyakit menular sejak dulu, seperti HIV, SARS, MERS, H2N1, Flu Burung, Flu Babi, Anthrax, Zika dan lainnya. Mereka menyuruh peneliti membuat virus-virus tersebut untuk kemudian mereka beli dengan harga yang mahal. Bahkan konspirasi penyebaran zat-zat berbahaya melalui bahan bakar pesawat agar membentuk “Chemtrails“ (Chemical Contrails) juga merujuk pada mereka.

Contrails adalah efek penguapan dari hasil pembakaran bahan bakar pesawat terbang yang menimbulkan uap air yang akan hilang sesaat. Namun Contrails berbeda dengan Chemical Contrails (Chemtrails) yang mengandung zat-zat berbahaya, partikel itu akan menyebar di udara dan menimbulkan penyakit setelah dihirup. Dan jika jatuh ke tanah dan masuk ke bumi, membuat pohon dan tumbuhan teracuni, lalu dimakan manusia dan juga meracuni air tanah dan otomatis air sungai dan air ledeng. Selain itu, mereka memberikan kaporit dan asparteme, juga flouride di dalam air-air itu agar terlihat lebih bersih dan membunuh kuman. Lalu Anda minum?

Nah, karena adanya penyakit yang dibuat oleh mereka, maka mereka juga yang akan membuat obatnya. Mereka menguasai industri farmasi dunia, dimana mereka menjual obat-obatan kimia yang tak baik untuk digunakan karena akan memicu “efek samping” bagi tubuh, dan juga menjual vaksin untuk balita dengan alasan untuk membuat kebal padahal tidak.

Semuanya dikemas sedemikian rupa, namun obat adalah kimia, obat adalah racun. Ia dibuat hanya untuk memperlambat penyebaran penyakit, bukan membunuh total dan pastinya memiliki efek samping. Jadi obat bukan untuk penyembuhan total tanpa efek samping, melainkan ajang bisnis besar.

Karikatur Sederhana Mafia Obat


Lalu siapa marketingnya? Marketing mereka adalah para dokter. Dokter tidak diajarkan ilmu kimia secara mendalam. Tapi mereka cenderung hanya diajarkan kegunaannya dari zat kimia dengan cara menghafal dan membaca. Apoteker-lah yang sejatinya sangat mengerti, karena diajarkan ilmu kimia secara mendalam, yang para dokter percaya begitu saja dari pihak pharmaceutical.

Bisnis dalam dunia medis, adalah bisnis multi-billion dollar. Dan hanya kartel farmasi yang menguasainya, itu sebabnya industri farmasi dunia dikuasai oleh mereka.Sementara alam yang sudah memiliki obat yang sebenar-benarnya dan tanpa efek samping, mereka larang. Seperti kecanggihan daun sirsak dan cannabis (pohon ganja) yang telah terbukti keampuhannya dalam memusnahkan banyak penyakit berbahaya seperti kanker, tumor dan lainnya, dan tanpa efek samping.

Mereka melarang beredarnya obat-obatan alamiah tersebut karena obat dari alam tidak dapat dipatenkan, kecuali melalui rekayasa genetika. Oleh sebab itulah, tidak ada paten maka tidak menghasilkan uang dan manusia tidak tergantung padanya dan tidak dapat dikendalikan.

Jadi laranglah peredarannya atau paling tidak jangan diangkat ke publik karena manusia akan dapat membuat obatnya masing-masih di halaman rumah mereka dengan gratis. dan penyakitnya bisa sembuh total tanpa efek samping.

Karena yang terpenting bagi mereka adalah siapa atau apapun itu, harus berada dibawah kendali mereka dan harus tunduk patuh kepada mereka. Titik!


Dalang terjadinya Kekacaua Sebuah Negara
Melawan = Mati


Rival atau lawan mereka yang sangat ditakuti dan selalu menjadi kambing hitam adalah propaganda Nazi, Komunis dan kini Islam, sebagai kambing hitam melalui propaganda media besutannya serta rentetan pembuatan teroris yang didanai oleh mereka sepanjang sejarah.

Melalui faham-faham mereka yang jahat inilah negara-negara di dunia dijajah, dikuasai, dikendalikan, dan dikeruk kekayaan alamnya. Lihatlah sejarah dunia dari dulu hingga kini. Bagaimana mereka menjajah siapapun bangsanya, disudut dunia manapun. Dan yang paling penting: mengajarkan faham-faham mereka, agar jika mereka suatu saat meninggalkan daerah itu, faham mereka masih berakar kuat.

Mereka telah mempengaruhi peristiwa-peristiwa global besar dari masa lalu hingga waktu ke depan, memilih Presiden dan Perdana Menteri dunia secara teratur dengan menghancurkan dan melakukan penghinaan bagi proses demokrasi di dunia, namun jika pemimpin sebuah negara bersebrangan dengan mereka. Maka tak ayal, akan dibuat goyang bahkan diruntuhkan!


Pelaku Utama Tragedi Gaza


Rival atau lawan mereka yang sangat ditakuti dan selalu menjadi kambing hitam adalah propaganda Nazi, Komunis dan kini Islam, sebagai kambing hitam melalui propaganda media besutannya serta rentetan pembuatan teroris yang didanai oleh mereka sepanjang sejarah.

Melalui faham-faham mereka yang jahat inilah negara-negara di dunia dijajah, dikuasai, dikendalikan, dan dikeruk kekayaan alamnya. Lihatlah sejarah dunia dari dulu hingga kini. Bagaimana mereka menjajah siapapun bangsanya, disudut dunia manapun. Dan yang paling penting: mengajarkan faham-faham mereka, agar jika mereka suatu saat meninggalkan daerah itu, faham mereka masih berakar kuat.

Mereka telah mempengaruhi peristiwa-peristiwa global besar dari masa lalu hingga waktu ke depan, memilih Presiden dan Perdana Menteri dunia secara teratur dengan menghancurkan dan melakukan penghinaan bagi proses demokrasi di dunia, namun jika pemimpin sebuah negara bersebrangan dengan mereka. Maka tak ayal, akan dibuat goyang bahkan diruntuhkan!

Mereka akan memenangkan pemimpin yang pro-Barat, dan berusaha menekan negara-negara dunia ketiga bahkan negara kaya alamnya agar tak menjadi negara hebat layaknya negara-negara mereka. Mereka melakukannya agar negara yang telah diagendakan agar selalu tergantung dengan mereka itu, selalu terpuruk dan tergantung dengan mereka.

Mereka pula yang dapat menentukan negara mana yang akan diperangi, negara mana yang akan dikuasai, negara mana yang akan makmur, negara mana yang akan hancur dan negara mana yang akan miskin.

Hal itu mereka lakukan supaya negara-negara itu mudah untuk mereka dikendalikan. Dalam beberapa tahun belakangan, telah terjadi “penumbangan para pemimpin-pemimpin pemerintahan di dunia” yang tidak patuh kepada mereka.

Karena pada masa kini musuh mereka adalah Islam, maka operasi tersebut khususnya di Timur Tengah sebagai basisnya, yang dikenal dengan istilah “Arab Springs”.

Ilustrasi Iluminati Memakai Pihak Ke-3
Untuk Menguasai atau Menghancrkan Sebuah Negara


Para pengamat dan peneliti geo-politik dan pakar konspirasi berpendapat sama, semua itu adalah skenario dari Bilderberg yang telah direncanakan sebelumnya, dengan bantuan antek, cell (sel) dan kelompok terorrist berkedok agama yang mereka pelihara sebagai aset mereka.

Dan jangan salah, kelompok ini juga mempelajari agama-agama, membuka kitab-kitab mereka untuk dipelajari, untuk kemudian mengadu domba umat beragama dalam menyukseskan agendanya.

Agenda besar ini sudah dilakukan oleh kelompoknya sejak ribuan tahun silam, dan trik ini selalu berhasil memecahkan mereka menjadi kelompok-kelompok kecil untuk kemudian dipecahkan lagi, begitulah seterusnya.

Sebenarnya, ada beberapa “agenda gila” dari kelompok dari grup Illuminati ini, seperti menjauhkan umat dari agama, mengadu-domba antar umat beragama, bahkan sesama agama agar terpecah-pecah menjadi kelompok kecil-kecil, menjauhkan rasa toleransi, menjauhkan kekeluargaan, agar semua menjadi kacau, tak beradab dan timbullah peperangan. Agenda besar ini dirancang oleh sebuah kelompok kecil yang termasuk dalam “inner circle” Illuminati lainnya yang bernama “Committee 300”.

Komite 300
Menuju Tatanan DuniaBaru


Bahkan mereka pulalah yang menyebabkan keruntuhan Khalifah Islam terakhir dibawah Kekhalifanah Ustmaniyah, yaitu Kerajaan Ottoman. Dan kekhalifahan Islam diusahakan tak akan pernah bangkit lagi, karena sekutunya sudah menguasai daerah itu.

Jadi adanya gerakan Kekhalifahan seperti ISIS dan sejenisnya adalah konyol dan sia-sia. Karena untuk membuat suatu kekhalifahan bukan dengan cara menjadi teroris atau membuat teror. Namun melalui pemilihan umum yang dipilih oleh masyarakat, memenangkan perpolitikan, menunjuk presiden yang syah, barulah bisa membuat suatu kekhalifahan.

Mana mungkin sekelompok orang berkhayal membuat kekhalifahan melawan ratusan pesawat tempur, ratusan tank, ratusan kapal perang, ribuan artileri, jutaan tentara, hanya dengan senjata ringan? Tidak mungkin!

Tapi memang salah satu lagi tujuan utamanya kelompok Illuminati di dunia: Membuat perang dengan menggunakan sekelompok orang yang menunggangi agama, dengan cara menyebarkan teror seantero dunia yang justru mencoreng agama tersebut dan takkan pernah berakhir! Negara-negara yang “disikat” itu pun ada di Timur Tengah.

Ya mereka sengaja membuat di daerah itu sebagai basis peperangan agar menakuti masyarakat dan negara di wilayah itu dengan cara meemcah-belahnya, untuk kemudian mereka kuasai dan membuat negara Israel yang lebih besar, yaitu “The Greater Israel”.

Jadi kelompok teroris itu berangan-angan dan menganggap dalam benak mereka bahwa sepertinya mereka membela tuntunan agamanya. Padahal sama sekali bukan! Justru sejatinya, mereka bekerja untuk mewujudkan: THE NEW WORLD ORDER!

Konspirasi Dunia untuk Mencapai The New World Order


Tapi banyak dari mereka tak sangup untuk memikirkan agenda besar ini karena keterbatasan pengetahuan mereka yang sangat teramat rendah. Sementara itu dari sudut pengusaha atau konglomerat dunia, jika tidak ikut di dalam keanggotaan mereka, maka usaha atau bisnis mereka akan dimatikan. Mereka akan bangkrut karena kelompok itu tidak mau mendukung bahan-bahan yang dibutuhkan sang pengusaha lagi. Jika perusahaannya dijual, maka mereka akan membelinya, dan seketika perusahaan itu bisa bangkit dan besar lagi.

Para anggota grup Illuminati termasuk The Bilderberg yang kategorinya sudah disebut diatas dan sebagai salah satu “inner circles”nya Illuminati, tidak melihat apapun negara dan agama anggotanya, itulah konsep grup Illuminati.

Karena perekrutan mereka tidak memandang apapun latar belakang anggotanya, karena untuk menjalani agendanya anggota tidak harus memiliki suatu ideologi yang ditetapkan, tidak memiliki agama yang tetapkan, tidak memiliki ras yang ditetapkan dan seterusnya. Bebas saja. Mereka mengabaikan semua itu.

Karena yang terpenting adalah: Menguasai Dunia, DENGAN CARA APAPUN, yaitu cara mereka sendiri. Yang kemudian akan mereka bentuk didalam sebuah Tatanan Dunia Baru atau The New World Order! Yang artinya dunia akan dikendalikan hanya melalui satu komando saja. Yaitu: komando dari mereka! Jadi jangan kaget jika tentakel mereka sudadah bagaikan tangan gurita, masuk ke setiap negara-negara di dunia, untuk menguasai seluruh masyarakatnya!

SBY dan Sebagian Petinggi Bilderberg
Indonesia Sebagai Negara Yang Kaya Akan SDM
Menjadi Sasara Utama Mereka

Tuesday, September 5, 2017

Wajib Malu Menjadi Mahasiswa

Kalau sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah pengetahuan itu. Wahai kaum yang terdidik, bangkitlah untuk melawan sistem yang membuat kalian menjadi kaum terpelajar yang kelak akan menindas engkau dan bangsamu sendiri. Tan Malaka, Aksi Massa.

Waktu terus berjalan, zaman pun selalu berubah. Tokoh-tokoh Mahasiswa pasti berganti. Tidak bisa dipungkiri. Diera kebebasasn dan kemajuan teknologi (informasi) yang memanjakan Mahasiswa saat ini, Kebanyakan Mahasiswa hanya menghabiskan waktu belajarnya dibangku perkuliahan dan ingin menyelesaikan studinya dengan cepat. Berbeda dengan Mahasiswa dahulu, yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan cara belajar diluar kampus. Entah itu sebuah Komunitas ataupun Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus.

Mahasiswa merupakan sebuah kata yang sakral di bumi pertiwi ini. Banyak yang mengartikan bahwa Mahasiswa sebagai agen perubahan, penyambung lidah rakyat, dan tombak penentu bangsa. Memang demikian, karena mayoritas Mahasiswa adalah pemuda, dan orang akan melihat pemuda untuk mengukur maju atau tidaknya sebuah negara di masa depan. Tapi apakah kenyataannya demikian?

Mahasiswa sekarang hanya mementingkan kebutuhannya sendiri, apatis bahkan pragmatis. Semakin acuh tak acuh dengan keadaan sekitar. Di saat kondisi negara yang semakin hari semakin memprihatinkan, jauh dari Cita dan Tujuan Nasional. Sumber daya alam di eksploitasi, para elit politik sibuk bejabat tangan dengan para investor dan rakyat sering digusur bahkan diadu domba melalui isu sara.

Tentang kampus, yang dulunya hanya merupakan ladang terbaik menanam bibit atau karakter bangsa kini dihiasi oleh ruangan kuliah yang penuh fasilitas mewah. Taman kampus berhias bangku dan bunga. Tiap jalan masuk kampus dijaga oleh satpam yang siap siaga. Belum lagi dosen yang penampilanya keren. Di antara mereka ada yang bermobil mewah dengan jabatan akademik tinggi. Pihak kampus pun telah menyediakan ruang bagi para Mahasiswa itu sendiri dan tinggal milih dari ruang- ruang yang telah dibuat. Ruang itu adalah salah satu cara untuk menaikkan popularitas kampus yang akan menjadi ajang promosi, seperti dipromosikannya tempat wisata yang akan membuat para pengungjungnya merasa senang, nyaman dan bahagia.

Selain faktor kenyamanan yang membut Mahasiswa menjadi pragmatis dan apatis terhadap lingkungan sekitar, biaya kuliah mahal menjadi faktor yang membuat potensi Mahasiswa terpenjara. Hingga perintah dosen dan mematuhi aturan yang ada di dalam kampus menjadi kewajiban. Untuk menjadi Calon Arsitek saja (Fakulta Teknik) harus mengumpulkan rupiah dari hasil panen garam selama setahun, belum lagi kalau ingin menjadi calon Dokter (Fakultas Kedokteran), bisa jadi jual rumah. Maka hal yang wajar bila orang tua yang ada dikampung menuntut anaknya untuk membereskan kuliah secepatnya karena biaya kuliah yang tiap tahunnya naik. Mungkin Itulah sebabnya saat ini kampus meluncurkan mimpi tentang keberhasilan seorang mahasiswa: kuliah tertib, tinggi nilai dan cepat selesai.

Teringat pesan Victor Serge, Bolshevik"Mahasiswa, kau ingin jadi apa? Pengacara, untuk mempertahankan hukum kaum kaya, yang secara inheren tidak adil? Dokter, untuk menjaga kesehatan kaum kaya, dan menganjurkan makanan yang sehat, udara yang baik, dan waktu istirahat kepada mereka yang memangsa kaum miskin? Arsitek, untuk membangun rumah nyaman untuk tuan tanah? Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau tak mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini?

Sejarah Mahasiswa dari dulu hingga kini tak lain adalah kekuatan pengubah. Perubahan itu bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk bangsa. Mungkin ini terdengar heroik dan kuno. Bukan kepatuhan apalagi kepercayaan buta. Maka jika Mahasiswa saat ini adalah wakil dari generasi baru, rintislah sesuatu yang beda dari sekitarmu. Tugas utama adalah mengubah keyakinan buta akan peran Mahasiswa. Tidak untuk memenangkan lomba apalagi jadi kaya raya. Tidak pula selesai secepatnya atau mendapat gelar setinggi-tingginya. Itu peran seadanya dan amat sederhana. 

Duhai kalian para Mahasiswa, kini kalian memasuki massa seperti yang pernah dialami oleh Soekarno, Hatta atau Tan Malaka. Masa dimana kedaulatan bangsa dianiaya dan kehidupan rakyat masih banyak yang sengsara. Tak banyak anak muda yang mampu kuliah seperti kalian. Lebih tak banyak lagi anak muda yang bisa bekerja mapan seperti yang kau inginkan. Tak pernahkah kalian melihat petani yang sawahnya dilipat untuk jadi pabrik dan perumahan? Tak pernahkah kalian dengar orang miskin kampungnya digusur untuk pembangunan? Tidakkah kalian melihat banyak politisi bejat merasa berkuasa dengan buat aturan seenak perutnya sendiri? Hingga kalian mungkin capek menyaksikan para pejabat hukum malah jual beli perkara. Kemudian kekayaan pejabat melambung sampai tak terhingga. Ini masa seperti zaman kolonial dulu: dimana manusia memeras manusia lain. Saat mana manusia menipu sesama. Ketika manusia berani menganiaya dengan kejam. Inilah zaman bergerak yang membuka pintu kesempatan kamu untuk membuat sejarah.

Jangan biarkan bangunan megah (Kampus) menipumu. Hanya membuatnya patuh dan menjadikanmu robot. Rebut hari ini dengan mengubah kelas jadi letusan banyak pertanyaan. Ajari dosenmu untuk mendidik tidak hanya dengan modal menakut-nakuti atau merasa pintar sendiri. Debat mereka jika keliru dan luruskan jika diberi keyakinan palsu. Kuliah bukan tempat untuk menata hati. Kuliah bukan pula tempat para prajurit yang hanya menyatakan siap dan terima saja. Kuliah adalah belajarnya orang dewasa dan berakal: protes itu wajar dan diskusi itu wajib. Lawan kebijakan kampus yang membebanimu. Jangan takut protes jika itu bersangkut paut dengan perkara benar dan prinsip. Keberanian itu bukan modal mahasiswa tapi itulah ciri mahasiswa. Maka ikrarkan dalam dirimu kalau kuliah bukan seperti tamasya. Datang, bayar dan nikmati pelajaran. Kuliah adalah merengguk pengalaman berharga untuk bertarung merebut hal yang terhormat dan mulia.

Nilai itu adalah kedaulatan yang kini sudah perlahan-lahan menghilang. Itu adalah gagasan besar yang lama tak dibicarakan. Itu adalah keadilan yang sudah lama diabaikan. Itu adalah pengetahuan yang kini digantikan oleh keyakinan buta. Rangkuman nilai-nilai itu telah lama lapuk hanya jadi omongan dan tulisan. Bukan karena tak ada yang mau menghidupkannya tapi karena banyak orang jahanam ingin mengenyahkannya. Mereka merusak kedaulatan dengan mencuri apa saja. Koruptor sebutan terhormat. Harusnya mereka dipanggil maling di mana saja. Itu karena pandangan culas beredar dengan cara gila.

Yang dipertaruhkan adalah uang bukan pengetahuan. Yang bermain adalah jabatan bukan kecerdasan. Yang hidup adalah titel bukan karya. Mungkin itu yang membuat dosenmu tak kaya pengetahuan tapi kaya harta benda. Mungkin itu sebabnya jabatan rektor jadi rebutan ketimbang diserahkan pada siapa yang bersedia. Mungkin itu yang membuat mereka ingin jadi pejabat ketimbang jadi pengajar. Jangan kecewa kalau kampus tak memberi kamu rasa keingintahuan. Jangan pula marah jika kampus tak memberi kuliah yang menakjubkan. Jangan juga sedih jika kampus tak memberi kamu keberanian untuk menentang kemapanan. Dulu hingga sekarang kampus hanya untuk bertemu, berjumpa dan melatih dasar keyakinan. Tapi sekarang memang beda situasinya: kampus bisa menciptakan robot keyakinan buta dan lapisan anak muda yang percaya pada apa yang didengar ketimbang apa yang dibaca.

Jangan takut oleh persoalan dan jangan cemas oleh masalah. Dari dulu anak muda selalu punya soal serupa. Menghadapi lingkungan yang bahaya dengan orang yang punya pikiran tak sama. Maka tinggalkan kepercayaan palsumu tentang gelar. Berfikirlah tidak untuk dirimu sendiri. Beranjaklah pada potensi dan kesempatan yang kini ada. Kuliah memang tidak untuk tinggal dan duduk di kelas saja. Kuliah hanya pengantar untuk membawa kamu berpetualang kemana-mana. Kuliah hanya awal untuk menguji keberanian dan keyakinan. Maka ingatkan dirimu agar kampusmu tak menjadi penjaramu. Yakinkan bahwa dirimu tinggal di sini untuk sementara maka buatlah perubahan sebisa-bisanya. Perubahan yang membuat kampus tak lagi jadi tempat wisata dan belajar bukan dengan ceramah semata. Ingatlah banyak orang hebat lahir di kampus tidak dengan modal kepatuhan tapi keberanian untuk melawan keadaan. Hari ini kalianlah yang akan memutuskan akan jadi apa dirimu di masa depan. Eko Prasetyo.

"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali" Tan Malaka.